ASI Makin Sedikit? Ini Solusinya
Hai bunda apakabar? Siapa yang lagi habis lahiran dan punya problem yang sama dengan saya:produksi ASI yang makin menyusut padahal usia anak belom ada 6 bulan?
Sebelum ke tips agar ASI kembali moncor, saya mau cerita dulu. Alhamdulillah sebelum lahiran ASI saya sudah keluar berupa cairan bening. Lalu di awal kelahiran, ASI saya begitu deras, bahkan alhamdulillah sehabis lahiran normal di rumah sakit, 1 jam kemudian saya sudah menyusui dengan lancar. Selama kurang lebih dua minggu ASI saya masih berlimpah ruah meskipun sakit sekali saat menyusui karena puting saya lecet, bahkan saat itu ASI saya sering netes dan bikin bra saya basah kuyup meskipun saya sudah pakai breastpad.
Di minggu ketiga anak saya mulai menunjukkan tanda tanda bilirubin yang tinggi. Yup kulit dan mata anak saya kuning. Saya otomatis langsung bawa si kecil ke Rumah Sakit terdekat. Benar saja, angka bilirubinnya tinggi:14. Lalu dokter anak kami merekomendasikan untuk opname dan dilakukan phototherapy selama 24 jam dan diinfus karena dia dehidrasi. Tiap dua jam saya disuruh ke ruangan phototherapy untuk tetap menyusui si kecil.
Belajar dari kesalahan
Kenapa adek sampai kuning dan dehidrasi? Semua itu tentu adalah murni karena kesalahan saya sebagai ibunya. Berbeda dengan kakaknya dulu yang tiap 3/4 jam bangun dan minta nenen, si kecil ini kebanyakan tidur. Habis saya susui sekitar dua jam, ia tidur sampe 8/10 jam.
Saya tentu senang karena bisa istirahat karena tiap malam saya begadang. Tapi ternyata itu salah. Saya seharusnya menyusui anak saya dua jam sekali, meskipun si kecil masih terlelap. Bangunkan dan susui!
Karena kesalahan itu si kecil harus diinfus dan diphototherapy. Saya merasa di RS saya bisa menyusui dengan lancar dan setiap pumping lumayan dapet dua sloki atau gelas kecil.
Sepulang dari RS, saya merasa payudara saya jarang terasa kencang dan bra saya tidak pernah basah lagi. Saya benar benar merasa ASI saya berkurang banyak apalagi saat saya pompa, saya hanya bisa mengumpulkan 40-50 ml ASI, padahal puting saya sudah mulai ga sakit klo dinenen.
Puncaknya adalah ketika saya kontrol dua kali pasca phototherapy, berat badan anak saya hanya naik sedikit dan tidak sesuai dgn KMS. Dokter kami menyarankan untuk memberikan anak kami susu formula. Tidak terima dengan rekomendasi dokter teesebut, saya cari dokter anak lain di rumah sakit lain untuk cari second opinion, dan hasilnya sama! anak saya mau ga mau harus dikasih susu formula! Itupun harus resep dokter. Susu infatrini namanya, susu buatan jerman yang hanya saya dapatkan di apotik karena tidak dijual bebas dan harus dengan resep dokter dan dibawah pengawasan dokter anak. Susu ini tergolong mahal, karena itu saya ga mau lama lama pake susu ini dan ingin segera kembali ke ASI, selain lebih bagus tentu lebih hemat.
Dengan alasan itu saya coba bermacam cara dari mulai pijat laktasi, minum asi booster, makan banyak, hingga buat appointment dengan dokter mita, seorang dokter yang juga konselor asi di jogja. Segala cara tentu saya tempuh demi tetes ASI yang begitu berharga.
Bertemu dengan Konselor ASI
Di poli laktasi asri medical center saya bertemu dengan dokter Mita Wulansari. Saya banyak dijelaskan tentang cara mengatasi payudara bengkak, puting lecet, ASI keluar sedikit, manfaat ASI, Cara menyusui yang benar, mengatasi keluhan selama menyusui, pijat oksitosin dan lain lain.
Keluhan puting lecet misalnya disebabkan karena cara menyusui yang salah. Posisi dan pelekatan bayi wajib diketahui agar puting lecet tak terjadi. Di poli laktasi saya diajari cara pelekatan dan posisi yang benar.
Ternyata kegagalan menyusui salah satunya disebabkan oleh salah posisi dan pelekatan bayi. Puting ibu menjadi lecet sehingga ibu jadi segan menyusui, produksi ASI berkurang dan bayi menjadi malas menyusu. Di poli ini kita diajari bagaimana cara menyusui yang benar. Dan berikut Langkah menyusui yang benar menurut Ikatan Dokter Indonesia:
1. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir.
2. Perah sedikit ASI dan oleskan ke puting dan areola sekitarnya. Manfaatnya adalah sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
3. Ibu duduk dengan santai kaki tidak boleh menggantung.
4. Posisikan bayi dengan benar
* Bayi dipegang dengan satu lengan. Kepala bayi diletakkan dekat lengkungan siku ibu, bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
* Perut bayi menempel ke tubuh ibu.
* Mulut bayi berada di depan puting ibu.
* Lengan yang di bawah merangkul tubuh ibu, jangan berada di antara tubuh ibu dan bayi. Tangan yang di atas boleh dipegang ibu atau diletakkan di atas dada ibu.
* Telinga dan lengan yang di atas berada dalam satu garis lurus.
1. Bibir bayi dirangsang dengan puting ibu dan akan membuka lebar, kemudian dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan putting serta areola dimasukkan ke dalam mulut bayi.
2. Cek apakah perlekatan sudah benar
* Dagu menempel ke payudara ibu.
* Mulut terbuka lebar.
* Sebagian besar areola terutama yang berada di bawah, masuk ke dalam mulut bayi.
* Bibir bayi terlipat keluar.
* Pipi bayi tidak boleh kempot (karena tidak menghisap, tetapi memerah ASI).
* Tidak boleh terdengar bunyi decak, hanya boleh terdengar bunti menelan.
* Ibu tidak kesakitan.
* Bayi tenang.
Insya Allah kalau posisi dan perlekatan sudah benar produksi ASI tetap banyak.

Pic:duniabidan.com
ASI yang semakin sedikit
Karena problem saya adalah pikiran saya yang berasumsi bahwa produksi ASI saya semakin sedikit, maka pembahasan lebih concern ke topik ini. Sebelum memulai sesi ngobrol santai kami bersepakat bahwa ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. Tak ada kesan menggurui apalagi menasehati, dokter mita justru seperti teman yang siap mendengar dan berbagi.
Untuk problem asi yang semakin berkurang dokter mita memberi beberapa point penting:
1. mengubah mindset yang mengatakan bahwa asi saya semakin sedikit, karena sebenernya asi sedikit itu hanyalah mental block yang harus dihancurkan. Toh ternyata saat saya bilang asi saya sedikit, dr mita mencoba memerah asi saya dengan tangannya dan ternyata asi saya moncor2
2. Durasi menyusui minimal 30 menit untuk satu payudara, agar bayi mendapatkan foremilk dan hindmilk. Foremilk sendiri adalah ASI pertama yang dihisap bayi saat menyusui atau biasa disebut ASI depan. Foremilk terlihat encer dan berwarna jernih. ASI foremilk kaya akan karbohidrat, vitamin, dan protein serta tinggi laktosa, yang mampu membantu perkembangan otak bayi, memberi energi, dan mengatasi rasa haus.
Sementara hindmilk adalah ASI yang ada pada bagian belakang sel atau disebut juga ASI belakang. Hindmilk akan keluar saat sesi menyusu hampir berakhir. Tekstur hindmilk kental dan mengandung lemak sehingga membuat bayi merasa kenyang. Kedua jenis ASI tersebut sama pentingnya. Bisa diibaratkan bahwa foremilk itu adalah minuman sedangkan hindmilk itu adalah makanan. Mungkin karena saya hanya menyusui sebentar sehingga anak saya cuma dapet foremilknya saja, makanya berat badannya ga naik secara sigifikan.
3. Jika payudara sering keras seperti yg saya alami, bisa disiasati dengan mengompres seluruh bagian payudara kanan dan kiri dengan air hangat rada panas sekitar 10-15 menit sebelum menyusui
4. Setiap dua jam, susuilah anak kita untuk menciptakan supply and demand. Agar kelenjar asi terus berproduksi. Semakin banyak permintaan Asi, maka kelenjar susu akan semakin banyak berproduksi, semakin banyak menyusui,semakin banyak produksi asi
5. Percaya dan buat afirmasi positif bahwa ASIKU BANYAK!
6. Makan yang bergizi. Makan ini ga harus banyak (karena problem saya adalah males makan) cukup ganti dengan cemilan buah, minum susu, sayur atau salad dan tidak harus makan 2 kali porsi karena berfikir bahwa yang makan bukan cuma ibu tapi juga adek bayi. Santai saja, makam hanya saat lapar, makan seperti porsi biasa. Hal paling penting adalah sumber gizi yang harus ditambah dengan mengkonsumsi daging, buah,sayur,ikan, dll
7. Di bulan puasa ini, kita boleh kok ga berpuasa karena memang ada keringanan, dengan konsekuensi membayar fidyah, meskipun beberapa teman saya lebih memilih utk membayar fidyag dan tetap mengqodho puasanya. Khusus utk kasus saya, karena saya tinggal sama ibu, dan ibu saya tidak mengijinkan saya utk tidak puasa, maka sayapun tetap akan puasa jika sudah bersuci. Ini lebih kepada saya tidak mau melawan kemauan ibu saya.
8. Kita juga bisa melakukan pijat oksitosin agar produksi asi semakin lancar dan dokter mita pun memijat punggung saya dan mengajari cara pijat oksitosin
9. Karena saya tidak bekerja di luar rumah dokter mita tidak menyarankan dipumping, tapi langsung disusukan ke adek bayi. Jikalau mau pumping lebih baik menggunakan tangan dan dimasukkan ke dalam plastik asi atau botol kaca. Setelah itu bisa disimpan jika di suhu ruang biasa (kurleb 25°c) maka bisa bertahan selama 4-6 jam. Jika di Kulkas bawah dg suhu minimal 4°C (jauh dari pintu) bisa bertahan 3-8 hari. Jika disimpan dalam Freezer kulkas satu pintu bisa bertahan selama 2 minggu, Freezer kulkas dua pintu (deep freezer dg suhu -18°C) bisa selama 3-6 bulan. ASI Perah juga tahan hingga 24 jam saat disimpan di cooler bag yang telah berisi ice gel.
Yang perlu diingat, proses pembekuan ASI Perah ataupun perubahan suhu yang mendadak kemungkinan memang akan menghilangkan beberapa zat gizi yang penting untuk bayi, sehingga jika ASI perah telah disimpan di freezer maka sebaiknya bertahap di turunkan dahulu ke kulkas bawah selama kurleb 24 jam , jika dari kulkas bawah dikeluarkan dahulu ke suhu ruang biasa kurleb 1 jam , bisa juga dengan direndam dengan air biasa / air hangat dan bukan air panas untuk menghindari perubhan suhu yg mendadak tadi.
Namun, meskipun demikian, ASI perah yang sudah dibekukan yang mungkin sedikit hilang kandungan gizi nya, itu tetap jauh lebih baik dari Susu Formula semahal apapun.
10. Usahakan jangan menggunakan dot untuk memberi asi hasil pumping, tapi memakai cup feeder agar bayi tidak bingung puting

pic:dokumen pribadi
11. Jika anak telah menggunakan sufor, kita bisa mengurangi sedikit demi sedikit sufornya dan kembali ke full asi jika berat badan anak kita telah stabil dan sesuai KMS. Altaenatif lain, Jika anak telah menggunakan sufor, maka kita bisa mengganti sufornya dengan berusaha mencari ASI donor semaksimalkan mungkin. Bisa dibantu dengan dr.mita jika butuh ASI donor. Kecuali jika kondisi bayi yang serius dan kondisi2 tertentu yang memang harus minum sufor atas petunjuk dari dokter, maka diselang seling dengan ASI dan jika kondisi sudah stabil maka nantinya tetap harus full ASI.
Saya sendiri setelah sekitar dua minggu Asi ekslusif dan kemudian diselang-seling dengan pemberian asi dan susu formula (pemberian susu formula juga atas resep dokter dan dibawah pengawasan dokter anak kami), saat ini sedang berada di tahap mengurangi porsi susu formula yang diberikan dan mulai memperbanyak pemberian asi. “Belum terlambat!” kata dokter mita, “Ibu masih bisa kejar asi ekslusifnya” dan tugas pertama saya adalah saya harus percaya bahwa asi saya banyak! dan terus menyusui kapanpun dan dimanapun.
Baca juga Cara Menyapih dengan Mudah